BFF

Assalamualaikum warga blogger!!..


This is my first time baby step writing and involve in my blog (2009) called

“BEFABULOUSFOREVER”…

I love FASHION..

I love KIMORA Business..

I love BEAUTY and HEALTH Conscious..

I love WRITING..

I love ADVENTURE life..

And…

I love MEET new People!!

for me They are so FABULOUS!!!..

Full figured women can be FABULOUS and feel good about doing anything and everything to look FABULOUS and stay that way FOREVER..

Arrrrrghhhh!!!... im going 41 years young this years!! But never mind age truly is just a number. So mind set always

“BEFABULOUSFOREVER”..

BFF - ANNIVERSARY

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

MY HUBBY BIRTHDAY

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers

BFF - MYSELF BIRTHDAY

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers

BFF - MY PRECIOUS ELDER SON

Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

BFF - MY PRECIOUS SECOND DOTTER

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers

BFF - MY PRECIOUS 3RD BABY

Lilypie - Personal pictureLilypie Fifth Birthday tickers

BFF - MY PRECIOUS 4TH BABY

Lilypie - Personal pictureLilypie Fourth Birthday tickers

Isnin, 12 Disember 2011

BFF-Beauty Info-

AKU DAN JAMU

Aku memang salah seorang penggemar jamu. Malah memang dari anak dara aku mengamalkan memakan jamu. Sewaktu dalam pantang lagi aku memang menjaga dan mengamalkan memakan jamu..Dan sewaktu pantang opah ku yang menjaga ku..Dia memang strict dalam penjagaan pantang tersebut..Opah ku membuat air rebusan kayu, air kunyit serta minum air inai..Memang terbukti berkesan apabila aku mengikut kata2 opah ku..Badanku terasa betul- betul ringan. Malah jahitanku pun cepat sembuh..serta darah nifas ku cepat kering…Aku ada share jamu yang aku minum di halaman bisnes aku..anda semua boleh cuba..Sebelum ni ada seorang kawan mak aku, amahnya pandai membuat air jamu..kami membayarnya hanya RM10 sebotol..airnya memang sedap sgt2..hasil dari campuran sirih, madu, kunyit, asam dll..tapi sekarang amah tu dah balik ke Indonesia..frust betul..so aku try la beli jamu yang lain, yang sesuai dengan diriku. Kadang-kadang jikalau aku rajin, aku akan membuatnya sendiri..aku google resepinya di internet..itu lebih jimat..

Anda tentu pernah mendengar nama JAMU? Jamu ialah minuman tradisional Indonesia ini sampai sekarang masih menjadi salah satu minuman kegemaran masyarakat Indonesia.
Jamu kerap digunakan sebagai ubat mahupun sekadar minuman pelepas dahaga. Tapi, jamu bukan minuman sembarangan, ada banyak khasiat jamu yang sangat berguna bagi kesihatan tubuh.

Bahan Jamu
Jamu terbuat dari herbal atau tanaman ubat. Umumnya, jamu terbuat dari akar, rimpang (modifikasi batang yang menjalar di tanah), dedaunan, atau buah.
Biasanya, orang juga mencampurkan beberapa bahan dari hewan pada ramuan jamu. Hal ini dipercaya akan membuat khasiat jamu semakin meningkat. Bahan-bahan tambahan yang biasa dipergunakan adalah telur atau empedu kambing.
Jamu pada umumnya memiliki rasa pahit dan tidak enak. Tak heran, jika banyak juga orang yang tidak menyukai minuman ini, meskipun sudah tahu tentang khasiat jamu.
Jika Anda termasuk orang yang tidak suka pahit, jangan takut dulu, kerana Anda boleh mencampurkan satu bahan lagi untuk membuat jamu terasa lebih manis dan enak, iaitu madu.

Kandungan Jamu
Kandungan jamu sangat beragam, tergantung dari jenis bahan yang dipakai. Secara keseluruhan, jamu mengandung zat kurkumin, iaitu suatu zat yang  berguna sebagai antioksidan yang menurunkan risiko terkena kancer.
Selain itu, jamu juga mengandung protein,karbohidrat, vitamin dan beberapa mineral, seperti zat besi, kalsium, fosforus.

Khasiat Jamu 
Ada banyak macam jamu yang boleh merawat kesihatan Anda. Berikut adalah beberapa contohnya:
  • Jamu kunyit asam

    Minuman ini termasuk sangat menyegarkan, bahkan sekarang jamu kunyit asam sudah dijadikan sebagai minuman alternative kesihatan Khasiat jamu yang satu ini adalah menyegarkan tubuh, menghindari sariawan atau panas dalam, dan melancarkan haid bagi wanita.
  • Jamu beras kencur

    Khasiat jamu beras kencur adalah menambah nafsu makan dan menyegarkan badan. Banyak yang mengatakan bahawa meminum jamu beras kencur bisa menghindari linu-linu (pegal) di tubuh, sehingga badan selalu segar.
  • Jamu temulawak

    Jamu jenis ini baik diminum oleh penderita penyakit hati (hepatitis) kerana memiliki efek hepatoprotektor, yaitu efek untuk mencegah penyakit hati. Temulawak juga bisa menurunkan kolestrol maupun menghilangkan pegal linu pada tubuh.
  • Jamu sambiloto

    Biasa juga disebut sebagai jamu pahitan. Seperti namanya, jamu ini terbuat dari daun sambiloto (kadang dicampur dengan dedaunan lain, misalnya brotowali).

    Khasiat jamu yang rasanya sangat pahit ini adalah mengatasi kencing manis, membersihkan darah kotor yang bisa menyebabkan penyakit kulit (gatal-gatal atau jerawat). Selain itu, sambiloto juga mampu menurunkan kolesterol dan menghilangkan BAU BADAN yang tak sedap.
  • Jamu cabe puyang
    Jamu ini biasanya disebut juga sebagai jamu pegal linu, kerana khasiatnya yang paling umum adalah untuk mengatasi rasa pegal linu di tubuh. Khasiat lainnya adalah mengatasi kesemutan dan menyembuhkan demam atau tubuh yang meriang.
  • Jamu sinom

    Jamu yang satu ini tidak murni menggunakan bahan daun sinom (daun asam jawa). Biasanya jamu ini berbahan kunyit asam dan ditambahkan daun sinom. Khasiatnya sama seperti jamu kunyit asam, yaitu untuk menyegarkan tubuh, menghindari sariawan dan panas dalam, maupun melancarkan datang bulan.
  • Jamu kunci suruh

    Khasiat jamu yang satu ini sangat baik untuk perempuan. Dengan minum jamu kunci suruh secara rutin, beberapa problem perempuan bisa diatasi. Misalnya, keputihan, mengatasi bau badan tak sedap, menjaga kerapatan dan kualiti di daerah keintiman wanita.
  • Jamu kudu laos

    Jamu ini terbuat dari mengkudu dan laos sebagai bahan utamanya. Khasiatnya adalah menurunkan tekanan darah tinggi, melancarkan peredaran darah, menurunkan risiko terkena cancer, melancarkan datang bulan, dan menambah nafsu makan.
  • Jamu gepyokan

    Gepyokan berasal dari istilah Jawa (digepyok atau dipukul-pukulkan). Jamu ini terbuat dari berbagai jenis bahan yang digepyok atau dipukul-pukul, lalu dihancurkan menjadi satu. Bahan-bahannya bisa terdiri dari kunyit, kencur, temulawak, laos.

    Khasiat jamu campur-campur ini utamanya adalah untuk menghilangkan BAU BADAN dan melancarkan air susu ibu.

Sejarah pemanfaatan tumbuhan untuk ubat atau jamu .

Ketika manusia purba hadir di bumi, perhatian utama mereka adalah upaya untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan pertama yang dirasakan adalah bagaimana cara memperoleh makanan. Kerananya, perhatian mereka tercurah pada alam sekitar, tumbuhan dan binatang apakah yang dapat dijadikan bahan jamu  atau makanan yang aman…dan dari kesemuanya tumbuhan merupakan bahan jamu  yang paling mudah didapati. Keberadaan tanaman-tanaman tersebut pada perkembangannya tidak hanya dijadikan bahan jamu, namun juga untuk mengatasi masalah kesihatan. Dari situlah, kemudian diperoleh pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai ubat ataupun jamu untuk mengatasi jenis-jenis penyakit yang mengganggu kesehatan mereka.

Agar pengalaman tentang tumbuhan ubat atau jamu ini dapat diturunkan kepada anak cucu, sanak saudara maupun semua anggota masyarakat purba itu, mereka melakukan penyampaian lisan dari mulut ke mulut. Setelah adanya pengetahuan tentang tulis menulis, maka semua pengalaman tentang bahan-bahan baku alam ini, yang meliputi bahan tumbuhan, mineral (pelikan) , serta cara pemanfaatannyapun dicatat. Pada saat itu belum dikenal kertas, maka catatan dilakukan dengan cara menulis pada lempengan tanah liat yang masih basah dengan menggunakan logam tajam seperti paku, yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Cara penulisan lain dilakukan pada lembar-lembar daun lontar yang kuat, misalnya pada daun tumbuhan sejenis kelapa yang disebut lontar.
Lama kelamaan, setelah mereka mampu membuat kertas maka catatan mengenai perkembangan di bidang obat-obatan dari alat mini ditulis di atas kertas (papiry). Era selanjutnya berkembang lagi, yakni apa-apa yang telah dapat dicatat dikertas-kertas tadi dikembangkan menjadi buku-buku, seperti " De Materia Medica ", yang ditulis oleh Peanios Dioscorides. Juga buku " Genera Plantarum " oleh Linnaeus serta penulis-penulis lainnya. Kemudian disusunlah bahan-bahan tumbuhan tersebut beserta persyaratan-persyaratannya dalam suatu buku yang disebut Farmakope. Perkembangan menjadi lebih pesat lagi setelah ditemukannya komputer, internet dan sebagainya. Dengan demikian keterangan mengenai tumbuhan ubat atau jamu tersebut semakin luas tersebar, sehingga dapat diketahui dan dipelajari masyarakat seluruh pelosok dunia. Sementara itu, dengan dipelopori oleh Galen ( tahun 131 - 200 setelah Masehi ) seorang farmasis merangkap doktor, dimulailah upaya-upaya untuk membuat sediaan ubat atau jamu yang berasal dari tumbuhan dan haiwan. Dari rintisan Galen inilah, kemudian dikenal cara-cara mengekstraksi (Mengambil sari) zat-zat yang berkhasiat dari bahan-bahan alami tersebut, dan lahirlah istilah " sediaan galenik / sediaan olahan " di bidang farmasi, termasuk apa yang dikenal dengan ekstrak dan tingtur, yang terus berkembang hingga kini.

Di Indonesia demikian pula keadaannya, terjadi perkembangan serupa yaitu sejak jaman dahulu kala, nenek moyang kita memanfaatkan tumbuhan untuk bahan obat-obatan. Sejarah tersebut terekam dalam sebuah dokumen tertua, yakni tahun 772 setelah Masehi, pada relief candi Borobudur berupa lukisan tentang obat, yang sampai sekarangpun masih digunakan sebagai obat. Dokumen serupa terdapat pula pada relief candi Prambanan, Penataran dan Tegalwangi.

Ramuan-ramuan obat yang berasal dari tumbuhan ini ditulis oleh penemunya, diatas daun lontar, yang di Bali disebut Lontar Usada dan ditulis dari tahun 991 sampai 1016 setelah masehi. Demikian juga di Sulawesi Selatan terdapat penulisan resep-resep yang dinamakan Lontarak Pabbura.
Di Jawa, penulisan resep-resep obat dilakukan diatas Rontal ( Ron = daun ) , daun Tal, sama dengan Lontar juga. Dokumen-dokumen ini telah ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maupun asing. Salah satu contoh dokumen hasil terjemahan tersebut adalah pada tahun 1937 di Bali, Lontar Usada diterjemahkan oleh Dr. med. Wolfgang Weck seorang dokter pemerintah Hindia Belanda, dalam bukunya Heilkunde und Volkstum auf Bali ( Pengetahuan tentang Penyembuhan dan Pekerti Rakyat Bali ). Juga Dr. R. Goris sejak sebelum Perang dunia Ke-II, banyak menulis tentang the Balinese Medical Literature di pelbagai majalah yang terbit di Indonesia maupun di luar negeri.

Disamping itu, di Indonesia sebelum era kemerdekaan terdapat pula kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tersebut, yang dilakukan oleh dua orang Belanda,yaitu J. Kloppenburg-Versteegh dan Martha C. van Wijk-Fransz. Keduanya mengakhiri kegiatannya dengan menerbitkan buku masing-masing, yakni " Indische Planten en Haar Geneeskracht " atau " Tumbuh-tumbuhan Indonesia dan Khasiatnya untuk Kesehatan" dan " Martha's Indische Kruiden Recepten Boek " atau " Buku resep-resep tumbuhan Indonesia ". Buku yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, menjadi dua jilid dan beredar bebas.

Pada zaman keraton-keraton Indonesia, misalnya Keraton Surakarta, pengetahuan tentang ramuan-ramuan ubat dari bahan alam ini telah dibukukan kedalam " Kawruh Bab Jampi Jawi " atau " Pengetahuan tentang Jamu Jawa", yang diterbitkan pada tahun 1858 dan memuat sebanyak 1734 ramuan jamu. Awalnya sebagai bahan baku ubat asal tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh nenek moyang kita diambil dari tumbuhan liar yang tumbuh di sekeliling tempat tinggalnya. Namun ketika tumbuh-tumbuhan di sekeliling rumahnya tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya, maka mulailah pencarian bahan baku dilakukan di tempat yang lebih jauh lagi, bahkan sampai ke wilayah hutan. Namun karena ubat-ubat tersebut berasal dari tumbuhan liar, yang umurnya tidak seragam, maka mutunya tidak seragam pula. Mula dipikirkan untuk membudidayakan tumbuhan sumber bahan baku tersebut agar dapat diatur pertumbuhan yang seragam, sehingga pada waktu pengumpulan bahan baku obat nabati tersebut dapat mempunyai umur yang bersamaan.

Dengan cara tersebut, maka dapat diupayakan bahan baku ubat memilki mutu yang seragam. Tinggallah sekarang dipikirkan kapan pengumpulan (panenan) bahan baku tersebut dilakukan, agar memilki mutu yang baik (optimal). Untuk rimpang , biasanya pemanenan sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, saat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan tersebut berhenti. Kondisi terbaiknya dapat diketahui jika batang atau daunnya mulai mengering dan menguning, dan dipilih akar yang berdaging / gemuk. Selanjutnya untuk daun, pucuk berbunga atau seluruh bagian tumbuhan di atas permukaan tanah, sebaiknya dipanen antara jam 09.00 - 11.00, karena belakangan diketahui bahwa pada saat itu pertukaran zat ( asimilasi ) berlangsung maksimal. Disamping itu hendaknya dipatenkan pada saat tumbuhan itu berbunga atau sebelum masknya buah. Kemudian kulit batang (misalnya kulit batang pulai), berdasarkan pengalaman dikumpulkan pada musim penghujan, ketika pertunasan mulai terjadi. Diketahui bahwa pada saat itu kulit batang paling banyak mengandung zat-zat berkhasiat. Sementara bunga-bunga berdasarkan pengalaman dipanen sebelum atau ketika terjadi penyerbukan (sudah mulai didatangi lebah atau kupu-kupu). Kemudian untuk buah dipanen sebelum masak (cabe jawa, kemukus dan lada hitam ) atau pada saat masak ( adas manis, adas atau lada putih ). Akhirnya biji dikumpulkan pada saat buah yang mengandungnya masak.

Namun dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, ikut pula masuk pengetahuan Barat, yang lambat laun mengetahui tentang ubat alam pada masyarakat, selanjutnya mengakibatkan berkurangnya pengetahuan tentang ubat alam, bahkan hingga enggan menggunakan kerana dianggap ubat kampung dan tidak berkhasiat. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa tidak seperti yang diduga, ubat alam mampu berperanan dalam mengatasi masalah kesihatan, yang ternyata dari zaman dahulu pada saat ubat kimia belum dikenal, nenek moyang kita mampu bertahan hidup serta mampu menurunkan generasi-generasi penerus.Ini sebenarnya merupakan bukti bahawa ubat alam memiliki kemampuan menangani masalah kesihatan yang dihadapi.

Walaupun kedatangan penjajah Belanda sempat mengikis kepedulian kita pada ubat alam, namun kenyataan menunjukkan bahwa kepedulian tersebut tidaklah punah sama sekali, karena pada jaman perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, dalam rangka mengantisipasi kurangnya ubat-ubatan bagi para pejuang kemerdekaan, para doktor yang bertugas di medan juang memalingkan perhatiannya pada ubat yang berasal dari alam, khususnya tumbuh-tumbuhan.
Maka dengan meneladani semangat cinta ubat alam yang telah ditunjukkan oleh Prof. Dr. M. Sardjito, Drs. Med. Ramali, yang ketika itu berjuang di daerah Surakarta, mempelopori penyusunan buku tentang formula ubat-ubat alam, yang kemudian diberi nama " Formularium Medicamentorum Soloensis". Demikianlah maka ketika dunia barat mendengungkan semboyan " Back To Nature ", kita sebenarnya telah mendahului dari mereka dan memanfaatkan ubat alam dalam penjagaan kesihatan, hanya saja kerana lambatnya pertumbuhan semangat cinta ubat alam tersebut, maka sampai kinipun perjuangan untuk memulihkan kedudukan ubat alam dalam dunia kesihatan masih harus terus kita lakukan.

P/s: Aku ingin memberitahu kepada rakan bloggers ku especially kaum wanita, tidak kira sudah berkahwin mahupun belum, amalkan lah jamu mulai sekarang kerana efeknya amat baik sekali especially jika kita ingin kelihatan awet muda sentiasa..Cuba perhatikan kaum wanita di Indonesia especially wanita yang berumur disana, mereka tampak cantik dan awet muda serta kelihatan sihat,n segar aje, berbanding wanita di sini..so apa tunggu lagi..amalkan ya!!!! love u all..


From BFF with Love
~ Oya Rahman ~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan